Pengaruh Pemodelan Tipe Balok Beton Bertulang Terhadap Rasio Tulangan Perlu

Penulis

  • Wahyuni Wahyuni Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Aceh
  • Munawir Munawir Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Aceh
  • Eko Putra Pujianto Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Aceh

DOI:

https://doi.org/10.37598/tameh.v8i2.89

Kata Kunci:

Balok, Balok T, Gaya Geser, Momen, SAP2000

Abstrak

Pada perencanaan struktur bangunan gedung, balok dapat dimodelkan sebagai balok segi empat dan balok T. Balok segi empat dimodelkan dengan hanya memperhitungkan dimensi balok, tanpa memperhitungkan pengaruh plat lantai yang melekat pada bagian atas balok. Sedangkan pada perhitungan balok T, plat lantai diperhitungkan sebagai sayap pada balok yang ditinjau. Berdasarkan pemodelan balok yang diaplikasihkan pada objek kajian, yaitu gedung asrama putra berlantai 3 (tiga). Penelitian ini bertujuan untuk meninjau pengaruh tipe balok terhadap rasio tulangan perlu, karena adanya perbedaan area tekan pada balok dan peningkatan nilai inersia penampangnya. Pemodelan struktur yang ditinjau adalah sebagai portal rangka ruang (space frame), dengan pembebanan dibatasi untuk beban mati dan beban hidup. Standar yang digunakan adalah  Standar Nasional Indonesia (SNI) 1727-2013 dan PPIUG 1983. Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung Standar Nasional Indonesia (SNI) 2847-2002. Sedangkan untuk analisis gaya-gaya dalam di lakukan dengan menggunakan bantuan software SAP2000. Input data material untuk beton, K-250 (f’c = 20,75 Mpa) dan baja (fy) = 390 Mpa. Berdasarkan hasil analisisis untuk balok induk 30/60 dengan bentang 6 m diperoleh besarnya momen (M) dan gaya geser (V) maksimum sebesar M = 188,09 kN.m dan V = 177,20 kN Untuk balok segi empat variasi 1. M = 154,19 kN.m dan V = 176,51 kN untuk balok T variasi 2. Kebutuhan tulangan perlu untuk balok variasi 1 sebesar 940,80 mm2 (ρ = 0,0056) menggunakan besi 5D16. Untuk  balok variasi 2 sebesar 890,71 mm2 (ρ = 0,0047) menggunakan besi 4D16. Dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa pemodelan balok T menjadikan kebutuhan tulangan menjadi lebih kecil dibandingkan dengan balok segi empat.

Referensi

Dewanto., Wawan., & Falahah.2007. ERP, Menyelaraskan Teknologi Informasi Dengan Strategi Bisnis. Bandung, Informatika.

Mulyono, Tri. 2004. Teknologi Beton. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Standar Nasional Indonesia, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002, Badan Standarisasi Nasional.

Standar Nasional Indonesia, Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung Dan Struktur lain. SNI 1727-2013”, Badan Standarisasi Nasional.

Unduhan

Diterbitkan

2021-04-09

Terbitan

Bagian

Articles