Manajemen Risiko Proyek Konstruksi Jalan (Studi Kasus: Preservasi Rekonstruksi Jalan Lambaro – Bts. Pidie)

Penulis

  • Tamalkhani Syammaun Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Aceh
  • Jurisman Amin Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Aceh
  • Bustami Bustami Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Aceh

DOI:

https://doi.org/10.37598/tameh.v8i2.77

Kata Kunci:

Risiko, Preservasi, Rekonstruksi, Jalan, Penanganan

Abstrak

Proyek preservasi adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan mengalokasikan sumber daya tertentu guna untuk memberikan tingkat pelayanan yang maksimal pada infrastruktur jalan. Dalam pelaksanaan proyek preservasi ini, kontraktor dihadapkan dengan permasalahan berbagai macam risiko. Beberapa risiko yang selalu terjadi adalah kemacetan di sekitar proyek sehingga menghambat kedatangan material, kepadatan lalu lintas sehingga pengalihan arus lalu lintas menyebabkan antrian kendaraan, dan masih banyak risiko lainnya dengan berbagai frekuensi kejadian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko yang dominan terjadi dalam pelaksanaan Proyek Preservasi Rekonstruksi Jalan Lambaro – Bts. Pidie dan mengidentifikasi solusi penanganannya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif melalui penyebaran kuesioner dan metode kualitatif melalui wawancara. Responden ditujukan pada personil kontraktor, tenaga kerja, konsultan pengawas, dan owner. Responden dalam penelitian ini terdiri dari 15 personil kontraktor, 50 personil tenaga kerja, 6 personil konsultan pengawas, dan 3 personil owner. Pengolahan data menggunakan uji validitas dan reliabilitas, sedangkan analisis data menggunakan analisis deskriptif melalui bantuan software Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 22. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko yang dominan terjadi dalam pelaksanaan Proyek Preservasi Rekonstruksi Jalan Lambaro – Bts. Pidie adalah faktor lingkungan dengan mean sebesar 2,866. Solusi penanganan risiko pada faktor lingkungan sebagai faktor dominan adalah mobilisasi alat berat ke proyek dilaksanakan di luar jam sibuk, menyiapkan akses jalan alternatif untuk memasukkan alat berat, melakukan koordinasi dengan pihak keamanan untuk menyiapkan akses masuk bagi alat berat, dan mengatur schedule keluar masuk kendaraan proyek dan alat berat di  luar jam sibuk dan memasang tanda (signage) keluar masuk proyek.

Referensi

Ervianto, W. I., 2004. Teori Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta: Salemba Empat.

Peraturan Menteri Pekekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2011. Tentang Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan.

Soeharto, I., 2001. Manajemen Proyek - Dari Konseptual Sampai Operasional. Jakarta; Erlangga.

Unduhan

Diterbitkan

2021-04-09

Terbitan

Bagian

Articles