Analisis Perhitungan Debit Saluran Dengan Bangunan Ukur Ambang Lebar Pada Daerah Irigasi Samalanga Kabupaten Bireuen

Penulis

  • Akmal Akmal Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Aceh
  • Muhammad Ariq Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Aceh

DOI:

https://doi.org/10.37598/tameh.v9i1.101

Kata Kunci:

Ambang Lebar, Debit Saluran, Metode Mid Section

Abstrak

Daerah Irigasi Samalanga merupakan jaringan irigasi teknis dimana bangunan pengambilan dan bagi/sadap dilengkapi dengan alat pengatur pembagian air dan bangunan ukur dan pengatur ambang lebar, sehingga air irigasi yang dapat dialirkan ke petak tersier dapat diatur dan diukur. Daerah Irigasi Samalanga menggunakan sistem bendung sebagai metode untuk mendapatkan debit air dari sungai dengan Bendung Bate Iliek dan Bendung Meurah. Kerusakan yang terdapat di DI Samalanga antara lain sedimentasi, Longsornya saluran irigasi serta kerusakan pada bangunan utama, bangunan pengambilan, bagi dan sadap. Kerusakan ini dapat membuat terganggunya aliran air irigasi ke bagian hilir, Tujuan penelitian untuk mengevaluasi bagaimana kinerja bangunan ukur dan pengatur debit ambang lebar terhadap pengeluaran pintu air dengan melakukan simulasi pengukuran debit pada bukaan pintu dengan debit standar pintu pada bangunan ukur dan pengatur ambang lebar saluran irigasi primer meurah BME1 (Bendung Meurah 1) Daerah Irigasi Samalanga. Lingkup penelitian ini yaitu lokasi penelitian dilakukan di Daerah Irigasi Samalanga, lokasi penelitian yaitu pada bangunan ukur dan pengatur ambang lebar saluran irigasi primer meurah BME1 (Bendung Meurah 1) Daerah Irigasi Samalanga  dan pengukuran arus dilakukan dihilir pintu air pada saluran yang lurus dan relatif seragam dengan simulasi beberapa bukaan pintu menggunakan alat ukur debit Current meters. Metode yang digunakan adalah Metode Mid section. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada perbedaan nyata antara debit terukur dengan debit standar. Bukaan pintu 55 cm dihasilkan debit standar yaitu 1,046 m³/s, debit terukur 1,245 m³/s, dengan selisih debit -0,21 m³/s, sedangkan bukaan pintu 65 cm dihasilkan debit standar yaitu 1,344 m³/s, debit terukur 1,623 m³/s, dengan selisih debit -0,28 m³/s dan bukaan pintu 75 cm dihasilkan debit standar yaitu 1,666 m³/s, debit terukur menggunakan alat ukur current meters 2,022  m³/s, dengan selisih debit -0,36 m³/s. Dalam pengamatan adanya kebocoran pada daun pintu bangunan ukur ambang lebar.

Referensi

A.A.Balkema Publishers Lisse. 2003. Abingdon / Exton (pa) / Tokyo.

Dinas Pengairan Aceh, 2020, Banda Aceh.

Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Pengairan, 2013, Standar Perencanaan Irigasi Kriteria Perencanaan Irigasi KP-01, Jakarta.

Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Pengairan, 2013, Standar Perencanaan Irigasi Kriteria Perencanaan Irigasi KP-02, Jakarta.

Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Pengairan, 2013, Standar Perencanaan Irigasi Kriteria Perencanaan Irigasi KP-03, Jakarta.

Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Pengairan, 2013, Standar Perencanaan Irigasi Kriteria Perencanaan Irigasi KP-04, Jakarta.

Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Pengairan, 2013, Standar Perencanaan Irigasi Kriteria Perencanaan Irigasi KP-05, Jakarta.

Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Pengairan, 2013, Standar Perencanaan Irigasi Kriteria Perencanaan Irigasi KP-08, Jakarta.

Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Pengairan, 2013, Standar Perencanaan Irigasi Kriteria Perencanaan Irigasi KP-09, Jakarta.

SNI 8066: 2015, Tata cara pengukuran debit air sungai dan saluran terbuka.

SNI 8066: 2015, Tata cara pengukuran debit sungai dan saluran terbuka dengan menggunakan alat ukur arus tipe baling-baling.

Triadmodjo, Bambang, 2010, Hidrolika Terapan, Beta Offset, Yogyakarta.

Universitas Muhammadiyah Aceh, 2014. Panduan Penulisan Tugas Akhir, Banda Aceh.

Unduhan

Diterbitkan

2021-04-09

Terbitan

Bagian

Articles