KONSEP PENATAAN KAWASAN PUSAT KOTA LAMA BANDA ACEH
Studi Kasus: Pasar Aceh dan Peunayong
DOI:
https://doi.org/10.37598/rumoh.v8i16.52Kata Kunci:
Konsep Perancangan, Strategi, Revitalisasi, Peunayong dan PasarAcehAbstrak
Kota Banda Aceh adalah salah satu daerah yang sangat rentan terhadap bencana, terutama gempa bumi, tsunami dan banjir. Setelah bencana besar yang menerjang kawasan ini pada tahun 2014, pemerintah bersama dengan pihak International NonGovernmental Organisation (INGO) telah melakukan pembangunan kembali kota ini terutama di pusat kota lama Pasar Aceh dan Peunayong. Program revitalisasi sangat diperlukan karena daerah ini dianggap sebagai kawasan pusat perdagangan kota Banda Aceh yang mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat Aceh. Pemerintah Kota Banda Aceh telah melaksanakan beberapa program pembangunan untuk mengembangkan kembali kedua wilayah inti ini dan daerah tepi sungai di sekitar kawasan ini. Namun, masih terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan program revitalisasi ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan- permasalahan tersebut melalui observasi lapangan dan wawancara dengan dinas terkait. Metode kualitatif dilaksanakan dengan menganalisis secara deskriptif temuan di lapangan. Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan dan hasil wawancara dengan dinas terkait, didapatkan bahwa kawasan Pasar Aceh dan Peunayong ini sangat semrawut dan macet. Jalur pedestrian disalahgunakan oleh Pedagang Kaki Lima (PKL) sebagai tempat berdagang, system drainase yang tersumbat serta kurangnya koordinasi antar dinas terkait dalam pelaksanaan proyek di kawasan ini. Oleh karena itu kawasan ini perlu direvitalisasi kembali dengan mengadopsi konsep desain revitalisasi dan mensinergikan beberapa program pembangunan yang dilaksanakan oleh beberapa dinas terkait, serta melibatkan masyarakat dalam pelaksanaan revitalisasi ini. Beberapa konsep perancangan meliputi perencanaan jalur pedestrian yang dapat memudahkan akses bagi pengguna Pasar Aceh dan Paunayong. Kemudian penataan jalur pedestrian di sekitar tepian sungai Peunayong untuk mengoptimalisasi potensi wisata di kawasan tersebut. Selanjutnya strategi revitalisasi yang dapat mengakomodir kebutuhan pengguna seperti relokasi para PKL ke pasar induk yang ada disekitar lokasi, membuka akses pejalan kaki di titik-titik tertertu dan pembuatan Standar Operasional Procedures (SOP) untuk dinas-dinas terkait dalam melaksanakan proyek di kawasan ini. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi dan dukungan kepada pemerintah untuk merealisasikan upaya revitalisasi di kawasan Pasar Aceh dan Peunayong sebagai Kawasan Pusat Bisnis Kota Banda Aceh.
Referensi
Danisworo, M .1999. Rangkuman Buku Ajar Teori Perancangan Urban. ITB, Bandung.
Departemen Infrastruktur, Kementerian PU ( Tahun 2005).
Departemen Infrastruktur, Kementerian PU ( Tahun 2003).
Harastoeti, DH.1999. Revitalization of Historical Buildings and Environment in Indonesia. In the Journal of Architecture 'Order' Volume 1 Number 1 July 1999, (ISSN: 0215-7845), Bandung: Department of Architecture, Faculty of Engineering Parahyangan Catholic University:
-26.
Hanan, H. (2001). “Revitalisasi Kawasan Kota Lama dalam Desiminasi”. Banjarmasin.
Hall, Peter/Ulrich Pfeiffer, 2000. Urban Future 21, A Global Agenda for Twenty-first Century Cities, E & FN Spon, London.
Departemen Infrastruktur, Kementerian PU ( Tahun 2003).
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D, Bandung : Alfabeta, 2011.
Rangkuti, F. 2008. Analisa SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama.
Bappeda kota Banda Aceh, RTRW Kota Banda Aceh 2009

Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2021 Desi Safriana

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.