IDENTIFIKASI FASAD MUSEUM KOTA LANGSA SEBAGAI BANGUNAN PENINGGALAN KOLONIAL BELANDA

Identification of the Langsa City Museum Facade as a Dutch Colonial Heritage Building

Penulis

  • Muliana Muliana Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh, Aceh, Indonesia
  • Adi Safyan Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh, Aceh, Indonesia
  • Eri Saputra Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh, Aceh, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.37598/rumoh.v12i2.209

Kata Kunci:

Arsitektur Kolonial, Fasad, Karakteristik Arsitektur Kolonial

Abstrak

Kota Langsa adalah salah satu kota yang pernah dimasuki oleh Belanda pada tahun 1877-1942. Ketika masa penjajahan Belanda, Kota Langsa dijadikan sebagai tempat transit (pos komando), sehingga banyak pemerintah Belanda yang menetap di Kota Langsa. Dalam waktu yang singkat Kota Langsa menjadi kota besar, segala macam infrastuktur dibangun, sehingga tidak diherankan jika sekarang kota ini dipenuhi oleh peninggalan arsitektur khas Belanda. Namun sebagian besar dari bangunan tersebut terabaikan tanpa melihat nilai-nilai sejarah yang dikandungnya. Terjadinya hal ini dikarenakan kurangnya apresiasi masyarakat sekitar akan keberadaan bangunan-bangunan bersejarah, bahkan tidak sedikit bangunan peninggalan kolonial Belanda ini sudah dirusak dan dirombak, sehingga tidak terlihat lagi keasliaannya. Ada beberapa bangunan peninggalan kolonial Belanda di Kota Langsa yang masih berdiri kokoh hingga saat ini, yaitu Museum, Pendopo, Kantor Satpol PP dan WH, Kantor Pos, Sekolah SDN 1 dan Mesjid Istiqamah. Semua gedung peninggalan kolonial Belanda ini terletak dalam satu kawasan yang berdekatan dan masih digunakan dengan baik oleh masyarakat Kota Langsa, hanya saja ada beberapa gedung yang sudah dialih fungsikan. Salah satu bangunan yang sangat terlihat keaslian dan karakteristik kolonial Belandanya adalah bangunan museum yang terletak di pusat Kota Langsa. Pertama dibangun bangunan ini difungsikan sebagai markas orang Belanda, setelah mengalami beberapa perubahan fungsi, pada tahun 2019 bangunan ini diresmikan sebagai museum oleh Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Langsa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif melalui studi literatur, wawancara dan observasi langsung ke lapangan. Penelitian ini dilakukan untuk dapat mengkaji dan mengidentifikasi lebih lanjut mengenai fasad Museum Kota Langsa. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai data dan pedoman untuk pemerintah serta pihak lainnya dalam perencanaan perbaikan fisik agar tidak terjadinya penghilangan elemen-elemen asli bangunan kolonial.

Referensi

Bukhari, Anis, M., & Ramazan. (2021). Tracing and mapping of cultural reserves as a source of information for historical tourism in Langsa City. Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal), 4(1), 1070-1080.

Dafrina, A., Fidyati, Fitri, R., & Lisa, N. P. (2020). Identifikasi fasade bangunan peninggalan pada rumah tinggal di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe. Jurnal Serambi Engineering, 5(3), 1274-1285.

Dafrina, A., Muhammad, & Andriani, D. (2020). Analisa identifikasi peninggalan bangunan kolonial pada rumah tinggal di Kecamatan

Lhokseumawe sebagai aset heritage. Retrieved from https://repository.unimal.ac.id/6861/1/buku%20Analisa%20identifikasi%20peninggalan%20bangunan%20kolonial%20pada%20rumah%20tinggal.pdf

Handinoto & Soehargo, P. H. (1996). Perkembangan kota dan arsitektur kolonial Belanda di Malang. Yogyakarta:Andi.

Harimu, T. A., Antariksa, & Wulandari, L. D. (2012). Tipologi wajah bangunan arsitektur kolonial Belanda di kawasan Pabrik Gula Semboro-Jember. ARSKON, Jurnal Arsitektur & Konstruksi, 1(1), 66-79.

Krier, R. (2001). Komposisi arsitektur: Fasad. Jakarta: Erlangga.

Ronarizkia, A., & Giriwati, N. S. S. (2020). Visual character of colonial building facade in Suroyo Street Coridor, Probolinggo City Indonesia. Journal Local Wisdom, 12(1), 31-45.

Samsudi, Wahyuwibowo, A. K., Paramita, D. S. P., & Dianingrum, A. (2020). Aspek-aspek arsitektur kolonial Belanda pada bangunan Pendopo Puri Mangkunegaran Surakarta. Arsitektura: Jurnal Ilmiah Arsitektur Dan Lingkungan Binaan, 18(1), 166-174.

Tutuko, P. (2003). Ciri khas arsitektur rumah Belanda (studi kasus rumah tinggal di Pasuruan). Mintakat, Jurnal Arsitektur, 2(1), 1-14.

Wardani, L. K., & Isada, A. (2009). Gaya desain kolonial Belanda pada interior Gereja Katolik Hati Kudus Yesus Surabaya. Jurnal Dimensi Interior, 7(1), 52-64.

Identifikasi Fasad Museum Kota Langsa sebagai Bangunan Peninggalan Kolonial Belanda

Unduhan

Diterbitkan

30-12-2022

Terbitan

Bagian

Articles