REDESAIN PASAR INDUK LAMBARO DI ACEH BESAR
Tema: Arsitektur Neo Vernakular
DOI:
https://doi.org/10.37598/rumoh.v10i19.106Kata Kunci:
Aceh Besar, Arsitektur Neo Vernakular, Pasar Induk LambaroAbstrak
Redesain Pasar Induk Lambaro di Aceh Besar dilatar belakangi oleh kondisi pasar yang kumuh dan tidak teratur, terbatasnya ruang untuk berjualan sehingga menimbulkan ketidaknyamanan dalam proses jual beli. Maksud dari perencanaan ini adalah menciptakan sebuah pasar yang bersih, nyaman dan aman bagi pejual dan pembeli dengan tujuan menghilangkan kesan pasar tradisional yang kumuh lewat penataan pembangunan yang lebih baik. Rumusan masalah merencanakan kembali Pasar Induk Lambaro yang sesuai dengan standar dan menerapkan tema Arsitektur Neo Vernakular. Pasar Induk Lambaro terletak di Desa Lambaro Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar. Tema Arsitektur Neo Vernakular dipilih berkeinginan untuk menciptakan bangunan yang berangkat dari adat istiadat dan budaya setempat, guna mempertahankan kebiasaan/tradisi masyarakat Aceh yang secara turun temurun dan penguatan identitas lokal. Klasifikasi perancangan tergolong kedalam jenis Pasar Induk dengan lingkup pelayanan Pasar Regional, dan kepemilikan pasar adalah Pemerintah. Analisis – analisis yang dilakukan ialah seperti analisis lingkungan, analisis fungsional dan analisis bangunan. Penerapan rancangan di angkat dari unsur budaya dengan mempertahankan gaya Arsitektural Rumoh Aceh serta mengatur pola ruang bangunan yang sesuai, guna menghindari kebiasaan masyarakat Aceh dari segi ketidak teraturannya. Pasar Induk Lambaro memiliki luas lahan ±37.353 m² (3.7 Ha). Massa bangunan merupakan massa tunggal yang teridiri dari 2 lantai, dengan luas lantai dasar 13.086 m² dan luas lantai keseluruhan 25.124 m². Fasilitas yang akan direncanakan pada Pasar Induk Lambaro yaitu Kegiatan Utama (Pasar Basah dan Kering), Kegiatan Penunjang (Kafetaria, Ruang Laktasi, Musholla, Atm Center, dan Klinik), Kegiatan Pengelola (Kantor Pengelola) dan Kegiatan Servis (Pos Keamanan, Cleaning Servis, Gudang Barang, dan Cassier Of Parking).
Referensi
Ching, Francis D.K, 2008, Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan, Erlangga, Jakarta.
Galuh Oktaviana,2011, Redesain Pasar Tradisioanal Jongke, Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Iskandar Abubakar dkk, 1998, Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Kota Direktorat Jendral Perhubungan Darat, Jakarta.
Jenks, Charles, 1977, The language of Post-
Modern Architecture, Academy
Edition, London
Joko Triyono, 2008, Klaten Furnicraft Center dengan Arsitektur Neo Vernacular, Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Kabupaten Aceh Besar Dalam Angka 2017.
Badan Pusat Statistik Kabupaten
Aceh Besar.
Karolina, Dyah A, 2006, Perancangan Kembali Pasar Setonobetek (Sebagai Pasar dan Pusat Belanja Tradisional) di Kediri, Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
Neufert, Ernst, 1996, Data Arsitek Jilid 1
Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta. Neufert, Ernst, 1992, Data Arsitek Jilid 2 Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta.
Program Studi Teknik Arsitektur, 2017, Panduan Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Aceh, Banda Aceh.
Rachmat Jumaizar, 2015, Pasar Tradisional di Lambaro, Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Aceh.
Rizki, Dindie Y, 2001, Peremajaan Pasar Induk Batu, Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
Sudarsono, 1995, Pengantar Ekonomi Mikro, LP3ES, Jakarta.
Sumalyo Yulianto, 1997, Arsitektur Modern
Akhir Abad XIX dan Abad XX, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Widodo Eko, 2008, Perancangan Kembali
Pasar Tanjung Kota Mojokerto, Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2020 Dhany Safandi, Qurratul Aini

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.